Berita

Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

MAHABARATA DI JAKARTA

Tanggal 15 – 16 September 2015 berlangsung seminar naskah Nusantara yang dilaksanakan di gedung PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia), Jakarta. Naskah-naskah yang diseminarkan khusus tentang cerita Mahabarata. Dalam dua hari itu ada 15 makalah yang didiskusikan, empat di antaranya disajikan oleh narasumber dari mancanagara. Kelima belas makalah itu dibicarakan dalam 4 kelompok panel, yaitu panel (1) Mahabarata dalam Tinjauan Arkeologis dan Historis, (2) Mahabarata dalam Perspektif Kewilayahan, (3) Mahabarata dalam Perspektif Akulturasi Budaya, dan (4) Mahabarata dalam Perspektif Kosmologis, Ideologis, Theologis, dan Spiritual. 
 
Dalam panel I berturut-turut disajikan makalah berjudul (1) “Epos Mahabharata berdasarkan Data Arkeologis” oleh Prof. Dr. Agus Aris Munandar, (2) “Naskah Mahabharata Berbahasa Melayu dalam Koleksi British Library” oleh Dr. Anabell Teh Gallop, (3) “Benang Merah Mahabharata-Bharatayuda: India dan Jawa”, oleh GPH Dipokusumo. Dalam panel II disajikan (1) “Mahabharata dalam Naskah Merapi-Merbabu” oleh Prof. Dr. Willem van Der Molen, (2) “Mahabharata dalam Naskah Sunda” oleh Dr. Ruhaliah, M.Hum., (3) “Mahabharata Versi Jawa (Pustakaraja),” oleh Drs. Anung Tedjowirawan, dan (4) “Mahabharata dalam Naskah Lombok” oleh Dr. Wayan Wirata, M.Si. Pada panel III disajikan makalah berjudul (1) “Hikayat Pandawa Lima: Mahabharata versi Melayu” oleh Dewaki Kramadibrata, M.Hum., (2) "Pandangan Masyarakat Melayu terhadap Wiracarita Mahabharata” oleh Prof. Dr. Noriah Mohamed, (3) “Pengaruh Mahabharata pada Masyarakat Tradisional Indonesia” oleh Dr. Dick van der Meij, (4) “Bharatayuda sebagai Sastra Ruwat” oleh Dr. Karsono H.Saputra, M.Hum. Dalam panel IV disajikan (1) “Sumpah Bisma dan Tragedi Bharatayuda”, oleh Manu Jayaatmaja Widyaseputra, (2) “Drona sebagai Guru Wangsa Kuru” oleh Prof. Dr. Kasidi Hadiprajitno, (3) “Bhagawad Ghita sebagai Ajaran Spiritual” oleh Dr. I Dewa Gde Windhu Sancaya, M.Hum., dan (4) “Perjalanan Arjuna dalam Menjalankan Dharma Ksatria (Episode Wanaparwa)” oleh Imam Sutarjo, M.Hum.

Tampilnya kelima belas topik makalah dalam seminar itu merupakan bukti bahwa benda-benda warisan bertulis tangan itu masih memerlukan pengkajian yang lebih serius, melakukan inventarisasi, mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, menyaringnya, mengukuhkannya, malah mungkin juga menolaknya. 

Hadirnya sejumlah mahasiswa pada seminar itu juga menjadi catatan saya: mudah-mudahan perhatian akan kajian naskah lama terus berlanjut! Komentar dan saran bisa disampaikan ke Program Magister PBSI Universitas Suryakancana, Cianjur. Atau, langsung ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jln. Salemba Raya No. 28A, Jakarta Pusat.**

 (Iskandarwassid)