Berita

Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

Menggali Potensi Seni Budaya di Girimulya, Kecamatan Cibeber, Cianjur

Menutup tahun 2012, sebanyak 32 mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) S2 Universitas Suryakancana Cianjur Semester 1 dan 2 melaksanakan Studi Lapangan Mata Kuliah Sastra dan Budaya Nusantara ke Desa Girimulya Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur   Rabu dan Kamis, 26-27 Desember 2012.  Rombongan dipimpin oleh Dr. Hj. Siti Maryam, M.Pd dan Dra. Hj. Yeni Suryani, M.Pd.  Hadir pula mendampingi rombongan Endang Jamaludin, SE, Muh. Akhrom dan Dadan Wahyudin.  Rencananya, dosen pengampu mata kuliah ini, Prof. Dr. H. Yus Rusyana esok harinya. a 

Menurut Ketua LPM. Fuad  yang bertindak selaku pembawa acara mengatakan bahwa aparat desa sangat senang dengan kunjungan mahasiswa ke desa yang berjarak lebih dari 9 km dari pusat kecamatan. Di Girimulya memiliki seni budaya yang masih terpelihara  seperti: silat, jaipong, wayang golek, bedor, saweran maupun mawalan (qasidah).  Sementara Dadin, tokoh bergerak di bidang seni juga menjabat sebagaii Kaur Tramtib di desa Girimulya menyatakan  bahwa seni budaya ini dalam perkembangannya menghadapi tantangan, di mana kesenian luar mulai mendesak kesenian tradisional. Ia memuji dan turut bangga dengan kehadiran mahasiswa yang mencoba meneliti lebih seni budaya yang ada di daerahnya.
 
Dari pihak lembaga PBSI S2 UNSUR, diwakili oleh Dr. Hj. Siti Maryam, M.Pd yang mengungkapkan rasa terima kasih atas penyambutan dari pihak desa seraya berharap, mahasiswa dapat mengoptimalkan mencari sejumlah informasi selama kegiatan di desa ini.  Informasi  diperoleh mahasiswa sangat berharga bagi lembaga UNSUR  maupun pihak berkepentingan.

Sementara tokoh penca silat, Abah Karma menambahkan bahwa dirinya dengan senang hati bersedia untuk memberikan informasi mengenai sejarah seni budaya pencak silat dan mengenalkan beberapa jurus kepada mahasiswa.  Menurut Abah Karman dan Dadin, aliran pencak silat berkembang di desa itu dikenal dengan  Garunggang Saputra.  Nama "garung" diberikan saat itu, aliran ini  tidak tertandingi/tidak ada saingan di era tersebut.  Tokoh silat yang mendirikannya adalah Bah Emin dan Ii Sumantri.  Berkat prestasinya, Garunggang Saputra mendapat penghargaan berupa vandel dari Gubernur Jawa Barat, Solichin GP tahun 1957. (d/Redaksi)