Berita

Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

KKL Sosiolinguistik di Cikalongkulon

Rombongan mahasiswa PBSI S-2 Unsur didampingi Ketua dan Sekretaris Program diterima pihak Kecamatan di Kantor Kecamatan Cikalongkulon, Kab. Cianjur, Selasa (6/7).  (Dokumentasi 2012)
 
Untuk mengamati variasi bahasa dalam peristiwa tutur masyarakat sehari-hari, mahasiswa semester 1 dan 2 PBSI S2 Program Pascasarjana Unsur Cianjur mengadakan studi lapangan di Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 2 hari, Selasa-Rabu, 5-6 Juli 2011. 

Rombongan mahasiswa PBSI S-2 berjumlah 39 mahasiswa didampingi oleh Ketua dan Sekretaris Program, Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd dan Dr. Hj. Siti Maryam, M.Pd diterima secara resmi di aula Kecamatan oleh pihak kecamatan. Pukul 11.00, peserta menuju Posko di depan SDN Cijagang 3, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon.

Mahasiswa  meneliti variasi bahasa dalam  kosa kata, frase, atau kalimat yang digunakan oleh masyarakat di empat desa, yakni Majalaya, Padajaya, Tarikolot dan Cinangsi.  Data yang diperoleh yakni  peristiwa tuturan yang dilakukan masyarakat setempat  yang terjadi selama observasi dijumpai.  Kemudian dianalisa bentuknya, pokok pembicaraan, tokoh penutur, obyek tuturan, situasi peristiwa tutur,  maupun dilihat makna secara teks (leksikal) maupun konteksnya.

Di sela kegiatan, mahasiswa melakukan ziarah ke makam Eyang Cikundul berada sekitar 200 m dari Posko Mahasiswa. Di sinilah dimakamkannya  Bupati Cianjur Pertama, Rd Aria Wira Tanu Bin Aria Wangsa Goparana (1677-1691) yang kemudian terkenal dengan nama Dalem Cikundul.
Pada hari Rabu (6/7) dosen pengampu, Prof. Dr. H. Yus Rusyana tiba di Cikalongkulon dan memberikan bimbingan perihal pembuatan laporana kegiatan. Pemberian materi tersebut  dilakukan tempat sejuk di tepi kolam ikan sebuah rumah makan di Cikalongkulon dalam suasana cair dan segar.

Di sela-sela materi, Prof. Yus Rusyana menjelaskan filosofi dianutnya sebagai seorang peneliti, yakni Selamat, Bermanfaat, Nikmat. Sebagai seorang manusia segala upaya dilakukan harus selalu mawas diri dan hati-hati agar bisa selamat. Kedua, harus memberi kontribusi bagi lingkungan sekitar dengan memberi manfaat, dan terakhir segala upaya jerih payah kita harus memberi nikmat, yakni senantiasa bersyukur.  Termasuk penelitian ini, Prof. Yus menekankan agar dilakukan dalam suasana gembira,  tidak bingung atau stress, tapi  harus dinikmati sebagai tahapan mencapai kenikmatan terjun di dunia penelitian. [*] {adm/1}